HKTI.OR.ID JATINEGARA – Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya menjamin ketersediaan arsip secara lengkap, utuh, dan terpercaya dengan memanfaatkan segala sumber daya kearsipan yang ada.

Diakui Sekjen Kementan Momon Rusmono, pengarsipan secara berkelanjutan sangat penting dalam menunjang dokumentasi pertanian di masa mendatang.

Pasalnya tanpa ada arsip yang otentik, maka generasi mendatang tak akan tahu apa yang sudah dilakukan para pendahulunya, terutama dalam membangun bangsa Indonesia.

Maka, Momon menjelaskan bahwa dalam membangun sistem kearsipan, pihaknya selalu mengacu pada terbitan Pasal 33 UU Nomor 43 Tahun 2009 tentang kearsipan.

“Komitmen kami membangun sistem kearsipan kementan yaitu dengan diterbitkannya ketentuan mengenai klasifikasi arsip departemen pertanian,” ujar Momon, melalui keterangan tertulis, dan dilansir wartakotalive.com, Jumat (2/9/2020)

Menurut Momon, penguatan sistem kearsipan Kementan sudah memiliki 150 lebih arsiptaris dengan 4 arsiptaris madya.

Momon pun berharap kedepan sistem semacam ini dapat terus diperkuat agar arsiptaris madya di setiap level unit semakin lengkap.

“Arsiptaris jenjang ini kami harapkan akan mampu lebih mengintensifkan pembinaan kerasipan di lingkup kerjaan masing-masing,” katanya.

Sebagai catatan, arsip otentik bernilai historis seperti saat keberhasilan Indonesia memenuhi kebutuhan pangan pokok.

Yakni Swasembada Beras saat konferensi ke-23 Food Agriculture Organization (FAO) di Roma, Italia, pada 14 Novembe 1984 silam.

“Marilah kita berkomitmen secara bersungguh-sungguh dan peduli dalam memajukan kearsipna demi kejayaan Indonesia,” tutupnya.

Dorong Pengembangan Sapi Unggul

Kementerian Pertanian sebagai leading sektor pertanian dan peternakan berencana akan melakukan upaya memperbanyak balai embrio ternak di seluruh Indonesia.

Contohnya seperti proses inseminasi buatan (ib) sapi lokal dan internasional di laboratorium dan kandang utama di Balai Embrio Ternak (BET) Cepelang, Bogor, Jawa Barat.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan akselerasi bibit unggul berkualitas merupakan perintah presiden dalam memenuhi kebutuhan gizi hewani masyarakat Indonesia.

“Saya harap setiap tahun selalu ada akselerasi untuk menghadirkan bibit yang banyak semennya dan banyak inseminasinya secara masal,” ujar Syahrul, melalui keterangan tertulis, Sabtu, (19/9/2020).

Balai ini mampu menghasilkan sapi unggul dengan proses pengembangan modrrn melalui sentuhan teknologi terbaru seperti laboratorium dan mesin jepit khusus potong kuku.

“Salah satu yang harus kita kembangkan ke depan adalah memperbanyak embrio di seluruh Indonesia. Mudah mudahan tahun depan kita memiliki balai seperti ini di setiap provinsi,” katanya.

Menurut Syahrul, Balai Embrio Cipelang adalah balai ternak modern yang sudah memenuhi standar internasional dengan hasil maksimal.

“Standar yang ada di Cepelang ini adalah standar internasional. Dan ternyata saya lihat hasilnya sangat bagus dan sapinya besar-besar,” katanya.

Kepala Balai Embrio Ternak Cipelang, Oloan Parlindungan Lubis menjelaskan, sapi donor sapi yang berasal dari berbagai rumpun di Indonesia. Seperti sapi simmental, sapi FH, sapi Limousin, sapi PO/SO, sapi belgian blue, Wagyu dan sapi Angus.

Kata Oloan, embrio cipelang merupakan sapi ternak berkualitas yang dihasilkan melalui donor dan pejantan berkualitas dengan ditunjang SDM berkopeten dan didukung perlengkapan modern.

“Seluruh embrio sapi yang dihasilkan atau bahasanya bayi tabung langsung didistribusikan ke seluruh Indonesia untuk meningkatkan mutu genetik ternak Indonesia,” tutupnya.

Sekedar informasi, populasi ternak di BET Cepelang saat ini mencapai 627 ekor, yang terdiri dari 211 ekor donor, 211 ekor resipien, 139 ternak muda serta 56 ekor anakan.

Sapi donor merupakan sapi bibit betina sehat yang digunakan dalam produksi embrio untuk penuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan dalam standar.

Musrembang Pertanian 2020

Kegiatan Musyawarah Pembangunan Pertanian (Musrembangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) bahas enam fokus program utama perkebunan untuk 5 tahun ke depan.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Kasdi Subagyono mengatakan Kementan saat ini ada enam fokus program utama perkebunan yang akan dilakukan selama 5 tahun ke depan.

Ia pun meminta seluruh jajarannya melakukan terobosan dan inovasi sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) SyahruI Yasin Limpo untuk mewujudkan enam fokus program utama itu.

“Program tersebut antara lain pengembangan logistik benih, peningkatan produk serta produktivitas dan optimasi lahan, peningkatan nilai tambah daya saing dan pangsa pasar,” ujar Kasdi, melalui keterangan tertulis, Senin (13/7/2020).

Program lainya adalah melakukan modernisasi perkebunan dan optimalisasi stake holder. Lalu melakukan peningkatan berupa kapasitas SDM dan kelembagaan ekonomi pekebun.

Menurut Kasdi, untuk mewujudkan semua, pagu anggaran yang digunakan lebih didominasi pada kepentingan logistik benih yang mencapai Rp 442,8 miliar dari total Rp 1,192 triliun.

“Peningkatan produksi kami mengeluarkan Rp 332 miliar, optimasi jejaring stakeholder Rp 170 miliar, peningkatan nilai tambah daya saing dan pangsa pasar Rp 152 miliar, peningkatan SDM dan kelembagaan ekonomi perkebunan Rp 74 miliar, dan modernisasi perkebunan Rp. 20 miliar,” urai Kasdi.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan sejauh ini ada enam fokus kegiatan prioritas yang dikerjakan dan mengacu pada program jangka panjang Kementan.

Keenam fokus itu yakni pengembangan produksi padi, jagung, dan serealisasi lainnya, pengelolaan kedelai dan aneka kacang umbi, pengelolaan perbenihan, perlindungan tanaman dari OPT dan PDI.

“Kami juga fokus pada pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan serta gaji, operasional kantor, pengelolaan satker, honor petugas lapangan dan monev,” katanya.

Kepala Badan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP) Dedi Nursyamsi memaparkan bahwa indikator kinerja dalam peningkatan SDM pertanian terus mengalami peningkatan kualitas.

Peningkatan kualitas itu karena Kementan fokus pada kegiatan prioritas peningkatan produktivitas yang terintegrasi dengan keberlanjutan SDM dan kepastian pasar.

Selain itu, juga dilakukan penguatan basis data petani dan pendidikan. “Untuk pendidikan dan pelatihan vokasi pertanian akan memprioritaskan kegiatan berbasis industri dengan reformasi penyelenggaraan pendidikan dan vokasi serta penguatan sistem sertiffikasi kompetensi,” katanya. (mc)

 

LEAVE A REPLY